MENGULIK PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA

 


Miskin Karna Malas?: Membongkar Mitos dan Menyoroti Ketidakadilan Sosial


Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, seringkali kita mendengar pernyataan seperti, "Kalau miskin, salah sendiri. Pasti karena malas kerja." Pernyataan ini terdengar sederhana, namun sesungguhnya mengabaikan kompleksitas realitas sosial yang ada. 


Memahami Ketimpangan Ekonomi di Indonesia


Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi di Indonesia masih menjadi masalah serius. Gini Ratio, yang mengukur ketimpangan pendapatan, tercatat sebesar 0,381 pada September 2024, naik dari 0,379 pada Maret 2024 . Angka ini menunjukkan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia semakin tidak merata. 

Lebih lanjut, kelompok 40% penduduk terbawah hanya menyumbang 18,41% dari total pengeluaran rumah tangga per September 2024 . Ini mencerminkan bahwa sebagian besar kekayaan masih terkonsentrasi pada kelompok atas. 


Kesenjangan Akses Pendidikan


Pendidikan seharusnya menjadi alat mobilitas sosial. Namun, realitas menunjukkan sebaliknya. Anak-anak dari keluarga kaya memiliki akses lebih baik terhadap pendidikan berkualitas, fasilitas modern, dan teknologi seperti komputer dan internet . Sebaliknya, anak-anak dari keluarga miskin seringkali menghadapi keterbatasan akses, baik dari segi fasilitas maupun kualitas pengajaran. 

Ketimpangan ini diperparah oleh komersialisasi pendidikan, di mana institusi pendidikan swasta menawarkan fasilitas mewah yang hanya dapat diakses oleh kalangan atas . Akibatnya, jurang antara si kaya dan si miskin dalam hal pendidikan semakin melebar. 


Kemiskinan Struktural: Lebih dari Sekadar Malas


Kemiskinan tidak semata-mata disebabkan oleh kemalasan individu. Sosiolog Bagong Suyanto dari Universitas Airlangga menyatakan bahwa kemiskinan lebih sering disebabkan oleh faktor struktural daripada kultural . Faktor-faktor seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, dan keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pelatihan menjadi penyebab utama kemiskinan struktural .


Peran Privilege dalam Kesuksesan


Privilege, atau hak istimewa yang dimiliki seseorang sejak lahir, memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan individu. Akses ke pendidikan berkualitas, dukungan finansial dari keluarga, dan jaringan sosial yang luas adalah beberapa bentuk privilege yang dapat mempengaruhi peluang seseorang untuk sukses .

Mereka yang lahir dengan privilege memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh mereka yang tidak. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam kesempatan dan hasil yang diperoleh individu dalam masyarakat. 


Mengubah Perspektif: Dari Menghakimi ke Memahami


Menyalahkan individu miskin sebagai malas adalah bentuk penghakiman yang tidak adil. Sebaliknya, kita perlu memahami konteks sosial dan struktural yang membentuk kondisi kemiskinan. Dengan memahami akar masalah, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan kebijakan dan sistem yang lebih adil dan inklusif. 



Posting Komentar

0 Komentar